PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS:
KELAPA SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH
Sekilas Perkembangan Kelapa Sawit Nasional
Pengenalan tanaman
kelapa sawit di Indonesia diawali pada
tahun 1848 melalui pengembangan tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor dan mulai dikembangkan sebagai tanaman
penghasil minyak sawit pada tahun 1911 di Tanah Itam Ulu di Pulau
Sumatra oleh maskapai Huileries de Sumatra. Sejak saat itu pengembangan perkebunan kelapa
sawit terus berlanjut, pada tahun 1915 mencapai 2.715 ha. Pada masa penjajahan
Jepang perkebunan tersebut terbengkalai dan kemudian berkembang hingga pada tahun 1957 tercatat 103 ribu ha dengan tingkat produksi 106 ribu ton dan produktivitas sebesar 1,9 ton CPO/ha. Hingga akhir Pelita II
sebagian besar pengembangan tanaman kelapa sawitmasih diimplementasikan dalam
bentuk perkebunan besar pemerintah / swasta,
baru sejak awal Repelita III 1979-1980 pemerintah mulai mengembangkan usaha perkebunan rakyat melalui pola PIR (perkebunan inti rakyat) yang
kemudian berkembang juga melalui pola kemitraan lainnya hingga saat ini selanjutnya data perkembangan kebun kelapa sawit hingga tahun 2005 disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan luas
areal Kelapa sawit
Tahun
|
Luas Areal ( 000 ha )
|
|||
PR
|
PBN
|
PBS
|
Nasional
|
|
1980
|
6
|
200
|
84
|
290
|
1990
|
292
|
372
|
463
|
1.127
|
2000
|
1.167
|
588
|
2.403
|
4.158
|
2001
|
1.561
|
610
|
2.542
|
4.713
|
2002
|
1.808
|
632
|
2.627
|
5.067
|
2003
|
1.854
|
663
|
2.766
|
5.283
|
2004
|
1.905
|
675
|
2.868
|
5.448
|
2005
|
1.917
|
677
|
3.003
|
5.597
|
%/th
|
27,1
|
5,2
|
15,6
|
12,9
|
Perkembangan luas
areal kebun kelapa sawit selama dua dekade terahir menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan yaitu dari290.000 ha pada tahun 1980 menjadi 5.597.000 ha
pada taun 2005 atau pertumbuhan sekitar 12 %. Hal yang menonjol adalah
perkembanganperkebunan rakyat cukup pesat yaitu sekitar 6000 ha pada tahun 1980 menjadi 1.917 .000 ha pada tahu
2005 atau tumbuh 27,1 % /tahun.
Pengembangan agribisnis kelapa sawit
merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan sub
sektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang
sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjadi bukti pesatnya
perkembangan agribisnis kelapa sawit. Dalam dokumen road map yang dibuat oleh
Departemen Pertanian digambarkan prospek
pengembangan agribisnis saat ini hingga tahun 2010, dan arah pengembangan
hingga tahun 2025. Masyarakat luas, khususnya petani, pengusaha, dan pemerintah
dapat menggunakan dokumen tersebut sebagai acuan. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang
tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan
rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai
1.917. 000 ha (34,9%), perkebunan negara seluas 677.000 ha (12,3%), dan perkebunan
besar swasta seluas 3.003.000 ha (52,8%).
Ditinjau dari bentuk pengusahaannya, perkebunan rakyat (PR)
memberi andil produksi CPO (47,13%). Produksi CPO juga menyebar dengan
perbandingan 85,55% Sumatera, 11,45% Kalimantan, 2%, Sulawesi, dan 1% wilayah lainnya.
Produksi tersebut dicapai pada tingkat produktivitas perkebunan rakyat sekitar
2,73 ton CPO/ha, perkebunan negara 3,14 ton CPO/ha, dan perkebunan swasta 2,58
ton CPO/ha. sebesar 3.645 ribu ton (37,12%), perkebunan besar negara (PBN)
sebesar 1.543 ribu ton (15,7 %), dan perkebunan besar swasta (PBS) sebesar
4.627 ribu ton
Pengembangan agribisnis kelapa sawit ke depan juga didukung
secara handal oleh enam produsen benih dengan kapasitas 124 juta per tahun.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfin, PT. Lonsum, PT. Dami Mas, PT.
Tunggal Yunus, dan PT. Bina Sawit Makmur masing-masing mempunyai kapasitas 35
juta, 25 juta, 15 juta, 12 juta, 12 juta, dan 25 juta. Permasalahan benih palsu
diyakini dapat teratasi melalui langkah-langkah sistematis dan strategis yang
telah disepakati secara nasional. Impor benih kelapa sawit harus dilakukan
secara hati-hati terutama dengan pertimbangan penyebaran penyakit.
Dalam hal industri pengolahan, industri
pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat. Saat ini jumlah unit pengolahan
di seluruh Indonesia mencapai 320 unit dengan kapasitas olah 13,520 ton TBS per
jam. Sedangkan industri pengolahan produk turunannya, kecuali minyak goreng,
masih belum berkembang, dan kapasitas terpasang baru sekitar 11 juta ton. Industri
oleokimia Indonesia sampai tahun 2000 baru memproduksi oleokimia 10,8% dari
produksi dunia.
Secara umum dapat diindikasikan bahwa
pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari
prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan
agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan,
produktivitas yang masih dapat meningkat dan semakin berkembangnya industri
hilir. Dengan prospek dan potensi ini, arah pengembangan agribisnis kelapa
sawit adalah pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir.
Perkembangan Kelapa
Sawit di Kalimantan Tengah
Ditinjau dari segi kelayakan kesesuaian
lahan secara umumpropinsi Kalimantan Tengah dapat dibagi
dalam dua kawasan yaitu kawasan dataran hingga perbukitan yang
didominasi oleh tanah mineral dengan jenis tanah Podsolik dan di dataran
rendah baik yang berada di antara perbukitan maupun di daerah pesisir di
dominasi olehtanah gambut yang kedalamannya sangat bervariasi. Sebagian tanah
mineral pada kondisi topografi tertentu dan tanah gambut pada dengan
jenis serta kedalaman tertentu dapat dikembangkan untuk tanaman
kelapa sawit Kondisi perkembangan kebun kelapa sawi di Kalimantan
Tenga saat ini disajikan dalam Tabel 2 . Dari data perkembangan kebun kelapa
sawit di Kalimantan Tengah diketahui bahwa dalam 3 tahun terahir
ini luas kebun rakyat mengalami peningkatan antara 3 ribu hingga 4 ribu ha
/tahun dan jumlah petani kelapa sawit dan luas kepemilikan lahan petani
cenderung berkurang sedangkan perkebunan swasta 40 ribu ha pada taun 2005
dan sekitar 9000 ha pada tahun 2006 sedangkan perkebunan BUMN belum
ada.
Gejala penurunan jumlah
KK petani kelapa sawit sering
terjadi khususnya di areal pengembangan transmigrasi yang umumnya disebabkan ketidak mampuan petani untuk menunggu panen atau kegagalan tanam serta kecenderungan petani menjual lahan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Mengingat luasan lahan yangberpotensi untuk penambangan
tanaman kelapa sawit di
Kalimantan Tengah dan perkembangan prospek pengembangan agribisnis kelapa sawit secara nasional maka sepatutnya pemerintah Propinsi dan Kabupaten memberikan prioritas bagi peruntukan
penambang perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
Meskipun
perkembangan perkebunan kelapa sawit secara umum cukup baik namun berdasar
hasil hasil penelitian khususnya di wilayahKalimantan kemajuan perkembangan perkebunan kelapa sawit belum secara nyata dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
khususnya petani dan masyarakat lokal. Lamanya awal masa produktif tanaman kelapa
sawit yang berkisar 4 hingga 5
tahun dan besarnya biaya yang diperlukan untuk
pengadaan bibit pembukaan, pengolahan lahan serta pemeliharaan tanaman merupakan kendala yang sangat serius yang dihadapi masyarakat tani khususnya bagi petani tradisional dari
masyarakat lokal.
Lambatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan
Tengah diperkirakan disebabkan oleh besarnya investasi awal yang diperlukan.
Secara nasional berdasar perhitungan kebutuhan dana
yang diperlukan untuk lima tahun
ke depan kebutuhan investasi untuk perluasan kebun kelapa sawit 60.000 ha per
tahun untuk limatahun ke depan
adalah Rp. 12,7 trilyun. Kebutuhan investasi di Indonesia Barat adalah Rp. 5,8
trilyun, investasi petani plasma sebesar Rp. 3,4 trilyun perusahaan inti
sebesar Rp. 1,9 trilyun pemerintah sebesar Rp. 587milyar. Kebutuhan investasi
di Indonesia Timur adalah Rp. 6,8 trilyun (investasi petani strategi
pengembangan agribisnis kelapa sawit diantaranya adalah integrasi vertikal dan
horisontal perkebunan kelapa sawit dalam rangka peningkatan ketahanan pangan
masyarakat, pengembangan usaha pengolahan kelapa sawit di pedesaan, menerapkan
inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangka pemanfaatan sumber daya
perkebunan, dan pengembangan pasar. Strategi tersebut didukung dengan
penyediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) dan kebijakan pemerintah yang
kondusif untuk peningkatan kapasitas agribisnis kelapa sawit. Dalam
implementasinya, strategi pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung dengan
program-program yang komprehensif dari berbagai aspek manajemen, yaitu
perencanaan, pelaksanaan (perbenihan, budidaya dan pemeliharaan, pengolahan
hasil, pengembangan usaha, dan pemberdayaan masyarakat) hingga evaluasi.
Kebutuhan
investasi untuk peremajaan kebun kelapa sawit 100.000 ha per tahun untuk lima tahun
ke depan adalah Rp. 14,6 trilyun. Kebutuhan investasi untuk peremajaan 80.000
ha di Indonesia Barat adalah Rp. 10,7 trilyun (investasi petani plasma sebesar
Rp. 8 trilyun perusahaan inti sebesar Rp. 2,4 milyar dan pemerintah sebesar Rp.
349,912,500,000). Kebutuhan investasi untuk peremajaan 20.000 ha di Indonesia
Timur adalah Rp.3,9 trilyun (investasi petani plasma sebesar Rp. 3 trilyun
perusahaan inti sebesar Rp. 741milyar dan pemerintah sebesar Rp. 113 milyar
Total biaya investasi yang diperlukan dalam 5 tahun ke depan sekitar Rp. 27,3
trilyun.
Dampak Sosial Dari Kelapa Sawit diKalimantan
Beberapa keluhan yang sering disampaikan dan diekspose sebagai dampak negatif dari
perngembangan perkebunan kelapa
sawit antara lainsemula pulau Kalimantan dikenal dengan jumlah penduduk yang sangat jarang ,
kondisi tanah dan iklim yang
sering tidak bersahabat dan
hutannya yamg lebat membuat
populasinya kecil dan menyebar, namun dalam setengah abad belakangan ini semua
telah berubah. Pengaruhmasuknya sekitar setengah
juta transmigran ke Kalimantan dalam 30 tahun terahir telah melipatgandakan
populasi pulau tersebut dan memunculkan besarnya kebutuhan kerja. Awalnya
industri karet dan penebangan kayu menyediakan lapangan pekerjaan, namun sejak
akhir tahun 1990 telah mulai
dirasakan berkurangnya kesempatan kerja termasuk bagi kebanyakan penduduk lokal dan
telah menjadi masalah yang serius di Kalimantan yang ditunjukkan oleh timbulnya konflik etnis mengamuk di
bagian-bagian Kalimantan pada awal tahun 2000an . Perkembangan perkebunan kelapa sawit di akhir 1990an dilihat sebagai kesempatan baru bagi
penduduk dan pemerintah lokal.
Dibalik
penggundulan hutan sebagai hasil dari membuka hutan hujan di dataran rendah
untuk perkebunan, telah berdampak negatif terhadap lingkunan hidup Beberapa
studi telah menemukan penurunan jumlah (80 persen untuk tanaman dan 80-90
persen untuk mamalia, burung dan reptilia) dalam keragaman hayati menyusul
diubahnya hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Lebih jauh lagi, banyak hewan
tak akan masuk ke perkebunan, namun lainnya, seperti orangutan, menjadi hama
tanaman perkebunan dan membahayakan mereka dari perburuan liar para petugas
perkebunan atas dasar defensif. Penggunaan herbisida dan pestisida dapat pula
berdampak pada komposisi spesies dan menjadi polusi di aliran sungai lokal.
Dibutuhkan sistem pengeringan yang dibutuhkan untuk perkebunan (perkebunan
kelapa sawit di Kalimantan biasanya didirikan di hutan rawa) bisa menurunkan
tingkat air di hutan-hutan sekitarnya. Selain itu, perusakan lahan gambut
meningkatkan resiko datangnya banjir dan kebakaran. Pembukaan hutan dengan api
yang dinyalakan oleh pemilik perkebunan kelapa sawit besar adalah penyebab
terbesar satu-satunya pada kebakaran di Kalimantan pada tahun 1997-1998.
Meskipun
tiadak diragukan bahwa pengembangan kebun
kelapa sawit memberikan dampak yang positif terhadap penyediaan lapangan kerja
yang cukup besar di Kalimantan,
ada keraguan mengenai keadilan dari sistem yang ada, yang sepertinya kadang
kala menjadikan para pemilik perkebunan kecil dalam kondisi yang mirip dengan
perbudakan.
Kelangkaan dari kayu di beberapa bagian Kalimantan, membuat para penduduknya
saat ini hanya memiliki beberapa pilihan untuk mengatasi perekonomian. Kelapa
sawit sepertinya menjadi alternatif terbaik bagi masyarakat yang mengandalkan
hidupnya dari menanam karet, menanam padi, dan menanam buah-buahan. Saat sebuah
perusahaan pertanian besar masuk ke suatu daerah, beberapa anggota masyarakat
kebanyakan sangat tertarik untuk menjadi bagian dari perkebunan kelapa sawit.
Karena mereka tak memiliki kepemilikan legal atas tanah mereka, kesepakatan
biasanya dibuat sehingga mereka memiliki 2-3 hektar lahan untuk perkebunan
kelapa sawit. Mereka biasanya meminjam 3.000-6.000 USD (dengan bunga 30 persen
per tahun) dari perusahaan induknya untuk biaya bibit, pupuk, dan kelengkapan
lain. Karena kelapa sawit membutuhkan sekitar 7 tahun untuk berbuah, mereka
bekerja seperti buruh dengan bayaran 2,5 USD per hari di perkebunan besar. Sementara
lahan mereka belum menghasilkan namun membutuhkan pupuk dan pestisida, yang
dibeli dari perusahaan kelapa sawit. Saat perkebunan mereka mulai
berproduksi, pendapatan umum untuk lahan seluas 2 hektar adalah 682-900 USD per
bulan. Di masa lalu, karet dan kayu menghasilkan 350-1.000 USD per bulan,.
Rendahnya pendapatan digabung dengan tingginya modal yang dibutuhkan dan
tingginya bunga pinjaman tampaknya akan membuat para pemilik kecil ini tetap
terus-menerus berhutang pada perusahaan kelapa sawit. Hutang tersebut ditambah dengan total ketergantungan
pada perusahaan yang tak bisa mereka percaya, mempunyai dampak psikologis pada
masyarakat. Karena tak ada jalan untuk melawan tindakan perusahaan, konflik pun
muncul di dalam masyarakat, terutama bila sebagian besar masyarakat melawan
perusahaan tersebut (Dayak sering
melawan rencana perusahaan kelapa sawit). Seringkali maksud-maksud
rahasia digunakan untuk menguasai suatu masyarakat. Sebagai contoh, sebuah
hadiah sepeda motor bisa memenangkan pengaruh atas pemimpin-pemimpin
masyarakat. Ketika telah mendapatkan persetujuan, perusahaan kelapa sawit akan
bernegosiasi satu per satu dengan tiap kepala rumah tangga, untuk menghilangkan
kekuatan menawar yang lebih tinggi dari masyarakat lain.
Berdasar hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat di daerah
Kalimantan Barat sangat prihatin dengan munculnya banjir setelah
diberdirikannya perkebunan-perkebunan kelapa sawit. Mereka juga khawatir akan
kehilangan budaya dan hasil-hasil hutan -- anggota tua masyarakat tidak selalu
menyetujui wanita dan anak-anak bekerja di perkebunan. Penanaman kelapa sawit
juga membuat penduduk lokal lebih tergantung pada perusahaan pertanian karena
mereka tak lagi menanam makanan mereka sendiri. Terakhir, beberapa masyarakat
telah menyatakan ketidakpuasannya dengan
memilih alternatif bekerja pada pihak perkebunan di negara Malaysia, walau
mereka memiliki banyak keluhan, yang lain melihatnya sebagai alternatif. Sementara, perusahaan kelapa sawit
meraup keuntungan besar dengan mendapatkan
26 persen tingkat pengembalian modal per tahunnya selama 25 tahun, sebuah angka
yang luar biasa.
Berdasar uraian
tersebut diatas sesuai fungsi dan
tugas DPR-RI yangtentunya akan berusaha untuk melakukan pengawasan dan menciptakan
perundang-undangan yang dapat menciptakan rasa keadilan dan
mengutamakan kesejahteraan rakyat khususnya petani serta mendorongpemerintah untuk senantiasa membuat kebijakan yang lebih berpihak kepada rakyat.
Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah hendaknyasecara bersama melakukan pendalaman tentang model perkebunan kelapa sawit rakyat yang mampu meningkatkan taraf hidup pada tingkat
yang lebih sejahtera yang berkesinambungan. Arah kebijakan jangka panjang
adalah pengembangan sistem dan usaha agribisnis kelapa sawit yang berdaya saing,
berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi. Dalam jangka menengah
kebijakan pengembangan agribisnis kelapa sawit meliputi peningkatan
produktivitas dan mutu, pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai
tambah, serta penyediaan dukungan dana pengembangan.
Dalam
implementasinya, pengembangan agribisnis kelapa sawit baik melalui perluasan
maupun peremajaan menerapkan pola pengembangan inti-plasma dengan penguatan
kelembagaan melalui pemberian kesempatan kepada petani plasma sebagai pemilik
saham perusahaan. Pemilikan saham ini dilakukan melalui cicilan pembelian saham
dari hasil potongan penjualan hasil atau dari hasil outsourcing dana oleh
organisasi petani.
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Saya Widya Okta, saya ingin bersaksi pekerjaan Tuhan yang baik dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan bagian lain dari kata itu, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
BalasHapusApakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan kredit palsu di internet, tetapi mereka masih asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6 kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.
Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan seorang teman saya yang saya jelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapatkan pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM pada tingkat rendah 2% dalam 24 jam yang saya terapkan tanpa tekanan atau stres. Jika Anda membutuhkan pinjaman, Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)
Jika Anda memerlukan bantuan dalam proses pinjaman, Anda dapat menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka, Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah membayar pembayaran cicilan bulanan seperti yang disepakati dengan perusahaan pinjaman.
Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya baik Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Mahakuasa akan selalu memberkatinya.