Pameran
Poto, dan Berbagai Macam Lomba Juga Panggung Seni Untuk Memeriahkan Acara
Tersebut, dari sekian banyak yang hadir dalam acara tersebut hanya beberapa
saja dari Pemprov atau instansi pemerintahan yang hadir.
Sekitar 24 aktivis lingkungan serta organisasi
masyarakat yang berada di Palangkaraya bersatu demi meneriakkan kondisi bumi
yang sampai saat ini semakin hari semakin dibuat tidak menentu. Seperti yang
dilakukan oleh aliansi Bumi Tambun Bungai.
Dalam peringatan Hari Bumi yang jatuh tiap 22
April, berbagai kegiatan pun digelar. Kali ini kegiatan peringatan Hari Bumi
yang mengangkat tema “Beri Kesempatan Bumi Bernafas” dipusatkan di di Aula
Transmigrasi Provinsi Kalteng, Senin (22/4). Menurut Direktur Save Our Borneo
yang di mana SOB juga sebagai Patisipan dalam kegiatan tersebut mengungkapkan
bahwa tema Hari Bumi kali ini adalah “Eksploitasi
dan pengerukan terhadap bumi sudah mencapai titik batas, bencana ekologi terus
terjadi,konflik susul menyusul, sementara kesejahteraan masyarakat tidak nampak
bertambah maju secara signifikan dan Disisi lain nampaknya negara sangat rakus
dalam kebijakan pengrusakan alam, oleh karenannya penting para aktivis
menyatukan pandangan, pendapat dan himbauan serta langkah gerak untuk
memberikan kesempatan kepada bumi untuk bernafas, termasuk negara dan
pemerintah juga mestinya punya perspektif” ujarnya.
Dengan melakukan aksi saat
ini sebagai menyuarakan kepada orang-orang yang hanya mengambil keuntungan
tetapi tidak memikirkan lingkungannya sekitar. Menurut koordinator
kegiatan Fandi Achmad, pihaknya ingin mengkampanyekan perlindungan bumi di
kawasan Kalteng. Hal ini terkait dengan semakin rusaknya bumi oleh ulah manusia
yang semakin tidak bertanggung jawab. “Kami mengumpulkan
berbagai aktivis untuk menyatukan misi untuk melindungi Bumi kalteng dari
kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Saat ini hutan kita masih sangat
luas sehingga lingkungan di kawasan Kalteng bisa terjaga dengan baik”, katanya.
Ia
menyebut, institusi pemerintah rata-rata diundang tetapi hanya beberapa saja
yang mengikuti, diantaranya Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi
Kalteng serta dengan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalteng. Sedangkan yang
lainnya tidak hadir sehingga apa yang disampaikan tidak bisa segera mendapatkan
respon dari institusi yang berkepentingan.
Pada
acara puncak Hari Bumi 2013 yang dilaksanakan di aula Makarti, Jln. Yosudarso,
Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini sebenarnya mengundang Gubernur Palangkaraya
Teras Narang, untuk sekiranya membacakan hasil dari lomba menulis surat untuk
tingkat Sekolah Dasar, “namun Gubernur yang tanpa konfirmasi yang jelas, tentu
membuat kami sebagai panitia kecewa akan hal tersebut. karena tujuan awal adalah untuk mendapatkan
statemen politik dari gubernur terkait denga situasi lingkungan di kalteng. dengan
tidak hadirnya Gubernur tidak ada statemen bisa kita dapatkan” ucap Fandy
Achmad selaku Koordinator Kegiatan.
“Berkenaan
dengan lomba menulis surat untuk tingkat Sekolah Dasar, pihak panitia akan
bertanggung jawab secara penuh terhadap kurang lebih sekitar 100 pucuk surat
dari 6 Sekolah Dasar di Palangkaraya, menyerahkan secara langsung surat-surat
tersebut langsung ke Kantor Gubenur”, tegasnya.
Dengan
melakukan kampanye seperti ini pihaknya ingin publik bisa mengetahui dan
bersama-sama memperjuangkan lingkungan bisa baik kembali tanpa dirusak. Kami
ingin memperlihatkan kepada pemerintah dengan menampilkan beberapa gambar yang
ada sehingga mereka tahu bahwa fakta di lapangan seperti itu. Dengan
diperlihatkan seperti ini pemerintah nantinya mampu memberikan kebijakan yang
tepat dan mampu menjaga lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar