Kamis, 02 Mei 2013

Sekelompok Aktivis Lingkungan Memeriahkan Hari Bumi


Pameran Poto, dan Berbagai Macam Lomba Juga Panggung Seni Untuk Memeriahkan Acara Tersebut, dari sekian banyak yang hadir dalam acara tersebut hanya beberapa saja dari Pemprov atau instansi pemerintahan yang hadir.

Sekitar 24 aktivis lingkungan serta organisasi masyarakat yang berada di Palangkaraya bersatu demi meneriakkan kondisi bumi yang sampai saat ini semakin hari semakin dibuat tidak menentu. Seperti yang dilakukan oleh aliansi Bumi Tambun Bungai.

Dalam peringatan Hari Bumi yang jatuh tiap 22 April, berbagai kegiatan pun digelar. Kali ini kegiatan peringatan Hari Bumi yang mengangkat tema “Beri Kesempatan Bumi Bernafas” dipusatkan di di Aula Transmigrasi Provinsi Kalteng, Senin (22/4). Menurut Direktur Save Our Borneo yang di mana SOB juga sebagai Patisipan dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa tema Hari Bumi kali ini adalah  “Eksploitasi dan pengerukan terhadap bumi sudah mencapai titik batas, bencana ekologi terus terjadi,konflik susul menyusul, sementara kesejahteraan masyarakat tidak nampak bertambah maju secara signifikan dan Disisi lain nampaknya negara sangat rakus dalam kebijakan pengrusakan alam, oleh karenannya penting para aktivis menyatukan pandangan, pendapat dan himbauan serta langkah gerak untuk memberikan kesempatan kepada bumi untuk bernafas, termasuk negara dan pemerintah juga mestinya punya perspektif” ujarnya.

Dengan melakukan aksi saat ini sebagai menyuarakan kepada orang-orang yang hanya mengambil keuntungan tetapi tidak memikirkan lingkungannya sekitar. Menurut koordinator kegiatan Fandi Achmad, pihaknya ingin mengkampanyekan perlindungan bumi di kawasan Kalteng. Hal ini terkait dengan semakin rusaknya bumi oleh ulah manusia yang semakin tidak bertanggung jawab. “Kami mengumpulkan berbagai aktivis untuk menyatukan misi untuk melindungi Bumi kalteng dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Saat ini hutan kita masih sangat luas sehingga lingkungan di kawasan Kalteng bisa terjaga dengan baik”, katanya.

Ia menyebut, institusi pemerintah rata-rata diundang tetapi hanya beberapa saja yang mengikuti, diantaranya Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalteng serta dengan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalteng. Sedangkan yang lainnya tidak hadir sehingga apa yang disampaikan tidak bisa segera mendapatkan respon dari institusi yang berkepentingan.

Pada acara puncak Hari Bumi 2013 yang dilaksanakan di aula Makarti, Jln. Yosudarso, Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini sebenarnya mengundang Gubernur Palangkaraya Teras Narang, untuk sekiranya membacakan hasil dari lomba menulis surat untuk tingkat Sekolah Dasar, “namun Gubernur yang tanpa konfirmasi yang jelas, tentu membuat kami sebagai panitia kecewa akan hal tersebut.  karena tujuan awal adalah untuk mendapatkan statemen politik dari gubernur terkait denga situasi lingkungan di kalteng. dengan tidak hadirnya Gubernur tidak ada statemen bisa kita dapatkan” ucap Fandy Achmad selaku Koordinator Kegiatan.

“Berkenaan dengan lomba menulis surat untuk tingkat Sekolah Dasar, pihak panitia akan bertanggung jawab secara penuh terhadap kurang lebih sekitar 100 pucuk surat dari 6 Sekolah Dasar di Palangkaraya, menyerahkan secara langsung surat-surat tersebut langsung ke Kantor Gubenur”, tegasnya.

Dengan melakukan kampanye seperti ini pihaknya ingin publik bisa mengetahui dan bersama-sama memperjuangkan lingkungan bisa baik kembali tanpa dirusak. Kami ingin memperlihatkan kepada pemerintah dengan menampilkan beberapa gambar yang ada sehingga mereka tahu bahwa fakta di lapangan seperti itu. Dengan diperlihatkan seperti ini pemerintah nantinya mampu memberikan kebijakan yang tepat dan mampu menjaga lingkungannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar